Jumat, 19 April 2013

puisi




Nasib penerus bangsa



Sepasang bola bermain jenaka

Lirik melirik bagai menerkam mangsa

Puluhan taktik taklukan popularitas semata

Ciptakan budaya yang tak ada guna



Bercucuran mereka yang lama menderita

Temani fajar dan senja



Goresan pena terukir

Membekas dari jejak-jejak lama

Membuat buta tanpa cahaya

Nasib penerus bangsa



Penyandang puncak sekedar pura-pura

Membusungkan dada layaknya tentara

Tapi tak ada yang tertera

Sudahlah, jangan membunuh diri

demi impian yang tak pasti





Kegelapan

Aku menangis...

Menatapmu dalam kegelapan

Tak kukenali lagi sinar-sinarmu

Yang menyilaukan sanubari dan iri



Tak ada lagi juta tanya

Yang tertata...

Menghantui relung jiwa

Jelas sudah !



Percuma sembunyikan !

Bersilat lidah hanya kekosongan

Yang kudengar

Sadarlah !



Kegelapan tenggelamkanmu

dalam kehancuran

Matikan kepercayaan

Bahwa kau menakutkan





Tidak ada komentar:

Posting Komentar